Motivasi yang kuat tidak akan ada tanpa POSITIF THINKING atau berpikir positif tentang hukum-hukum yang mengatur gerak kehidupan ini/ hukum sebab akibat. Kebutuhan untuk mempercayai dunia yang adil ada dalam sentral “Positive Thinking”.
Kita harus mempercayai akan hal tersebut, yaitu setiap orang memperoleh apa yang layak diperolehnya. Orang yang berusaha pasti akan memperoleh ganjaran atas apa yang diusahakannya. Sistem hukum alam atau lebih jelas lagi Tuhan-lah yang telah menetapkan sitem hukum alam tersebut dan yang memastikannya.
Membangkitkan motivasi diri yang kuat dan wawasan-wawasan yang memperkuat positive thinking, merupakan langkah yang terpenting yang harus dilakukan siapapun juga.
Pengukuran kualitas motivasi dapat dilakukan dengan memberikan pemisalan pada diri sendiri jika suatu tujuan yang diidam-idamkan tidak tercapai. Misalnya, dapat kita renungi kemungkinan-kemungkinan penyebab kegagalan dalam mengukir prestasi hidup tersebut.
Selanjutnya, kita akan dapat memprediksikan dan merasakan seberapa kuat motivasi kita untuk berusaha lagi. Kelemahan motivasi mungkin disebabkan oleh “Negative Thinking” tentang kemampuan diri sendiri ataupun tentang mekanisme gerak kehidupan (hukum alam).
Jika kita memiliki konsep diri yang negatif, seperti “Saya Bodoh”, “Kemampuan saya pas-pasan”, “Mana mungkin saya berprestasi di dalam hidup ini?”, dan sebaginya, maka semestinya kita berusaha membangkitkan konsep diri yang positif pada diri kita. “Jika saya berpikir bahwa saya bisa, maka saya bisa!”. Penekanan filosofi seperti ini dengan berbagai contoh pengalaman akan sangat membantu kita membangun konsep diri yang positif.
Paham menyerah pada nasib (fatalisme) mempunyai akar yang dalam bagi banyak orang untuk membenarkan kegagalan dan kelemahannya. Menyandarkan kesalahan dan kelemahan pada takdir, seperti yang terungkap dalam pernyataan bahwa “Saya pada dasarnya bodoh”, “Saya tidak mampu”, dan lain-lain merupakan sumber negatif yang cukup berdampak.
Kita harus memerangi ide-ide seperti itu jika ada pada dari kita. Esensi positive thinking adalah memandang segala sesuatu dari sisi pandang kebaikannya.
- Orang yang berpikir positif akan memandang keterbatasan kemampuannya pada suatu saat bukan sebagi suatu “kebodohan yang menimbulkan berbagai kesialan”; tapi ia memandangnya sebagai suatu tantangan yang amat nikmat untuk diatasi. Orang yang berpikir positif akan memandang betapa sulitnya berprestasi sebagi suatu kenikamatan perjuangan dan harapan.
- Orang yang berpikir positif akan memandang keterbatasan ekonominya sebagai suatu sarana untuk hidup sederhana dan karena kesederhanaan itu ia akan mencapai kebahagiaan yang diinginkan.
- Orang yang berpikir positif akan memandang “jika aku berpikir bisa, maka aku bisa”. Jika suatu saat ia gagal untuk memperoleh prestasi yang maksimal, ia akan berusaha terus menerus tanpa kenal lelah sehingga ia bisa mencapai prestasi tersebut.
- Orang yang berpikir postif akan memandang semua hal dari segi kebaikannya sehingga dunia yang terwujud benar-benar akan dipenuhi kebaikan.
- Bagi orang-orang religius yang meyakini ke-Esaan Tuhan, ke-Maha Sempurnaan Tuhan yang menjadi sebab satu-satunya bagi semua peristiwa di alam ini, merupakan dalil terjelas yang membuktikan keharusan berpikir positif dalam segala hal. ***
===***
1 comment:
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Post a Comment